Membangun Kepribadian Islami melalui Program Ekstrakurikuler di Sekolah
Membangun kepribadian Islami merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan, terutama di lingkungan sekolah. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai hal tersebut adalah melalui program ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler di sekolah dapat menjadi wadah yang baik untuk mengembangkan nilai-nilai Islami pada diri siswa.
Menurut Dr. Arief Rachman, seorang pakar pendidikan, “Melalui program ekstrakurikuler, siswa dapat belajar secara aktif dan terlibat dalam kegiatan yang memperkuat nilai-nilai Islami seperti kejujuran, keikhlasan, dan kasih sayang.” Dengan demikian, program ekstrakurikuler tidak hanya membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan, tetapi juga membentuk kepribadian Islami yang kuat.
Sekolah-sekolah yang telah berhasil dalam membangun kepribadian Islami melalui program ekstrakurikuler memiliki beberapa ciri khas. Salah satunya adalah adanya kegiatan-kegiatan keagamaan seperti pengajian, kajian Al-Quran, dan kegiatan amal. Hal ini sesuai dengan pendapat Ustaz Yusuf Mansur, “Penting bagi siswa untuk terus memperdalam pemahaman agama Islam agar dapat menjadikan nilai-nilai Islami sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.”
Selain itu, program ekstrakurikuler di sekolah juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, melalui kegiatan seni dan budaya Islam, siswa dapat belajar tentang sejarah dan nilai-nilai Islam secara kreatif.
Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa program ekstrakurikuler di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kepribadian Islami pada siswa. Oleh karena itu, sekolah-sekolah diharapkan dapat lebih memperhatikan dan mengembangkan program ekstrakurikuler yang berorientasi pada nilai-nilai Islami. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. Dr. H. Emil Salim, “Pendidikan Islam harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pendidikan formal, termasuk melalui program ekstrakurikuler di sekolah.”