Pesantren di Tanah Sunda memegang peran yang sangat penting dalam masyarakat. Pesantren tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama Islam, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter dan moralitas generasi muda. Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar sejarah Islam, pesantren memiliki kontribusi yang sangat besar dalam memperkokoh identitas keislaman masyarakat Indonesia.
Di Tanah Sunda, pesantren telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Salah satu pesantren tertua di Jawa Barat adalah Pesantren Buntet di Cirebon yang didirikan pada abad ke-17. Menurut KH. Abdullah Gymnastiar, seorang ulama terkemuka di Indonesia, pesantren di Tanah Sunda memiliki tradisi yang kaya dan beragam, serta telah melahirkan banyak ulama-ulama terkemuka.
Peran pesantren di Tanah Sunda juga terlihat dalam bidang sosial dan ekonomi. Banyak pesantren yang membuka usaha mandiri seperti pertanian dan kerajinan tangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Menurut Ustadz Yusuf Mansur, seorang motivator dan pengusaha sukses, pesantren tidak hanya harus fokus pada pendidikan agama, tetapi juga harus berperan dalam pembangunan ekonomi masyarakat.
Kontribusi pesantren di Tanah Sunda juga terlihat dalam memerangi radikalisme dan ekstremisme. Menurut K.H. Ma’ruf Amin, Ketua MUI dan Wakil Presiden RI, pesantren harus menjadi garda terdepan dalam melawan paham radikal yang merusak kebhinekaan dan perdamaian di Indonesia.
Dengan peran dan kontribusi yang besar tersebut, pesantren di Tanah Sunda diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan bangsa. Seperti yang dikatakan oleh KH. Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum PBNU, “Pesantren adalah tempat yang harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, tetapi tetap memegang teguh nilai-nilai keislaman yang murni.”